Nyadran sebagai salah satu tradisi menyambut bulan Ramadhan. Selain untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, nyadran juga sebagai sarana melestarikan budaya daur hidup, mendoakan leluhur yang telah mendahului kita, dan sebagai ajang silaturahmi antar warga.
Setiap menjelang Ramadan, tepatnya pada bulan Sya’ban, warga masyarakat Margorejo selalu melakukan tradisi Nyadran. Budaya yang telah dijaga sejak dahulu ini, dilakukan dengan do’a bersama, makan bersama dan mendengarkan Tausyiah dari ustadz.
Untuk tahun ini kegiatan Nyadran diselenggarakan secara bergiliran di masing-masing dusun di Desa Margorejo. Untuk dusun 1&4 diselenggaran di kediaman Kepala Dusun 4 (Jainuri), untuk dusun 2&5 diselenggarakan di kediaman Kepala Dusun 2 (Sumarjono), dan untuk dusun 3&6 diselenggarakan di kediaman Kepala Dusun 3 (Mujiyono).
Kegiatan nyadran yang dihadiri Aparatur Desa, Ketua RT, BPD, tokoh Agama, tokoh Pemuda, tokoh Masyarakat, Babhinsa, serta seluruh warga masyarakat Margorejo pada umumnya. Dimulai pukul 07.30 waktu setempat diawali bacaan yasin & tahlil.
Dalam sambutan Bapak Kepala Desa Margorejo, Bapak Berto Julian mengatakan bahwa momentum nyadran Desa ini merupakan kegiatan kirim do’a secara bersama dan biasa dilakukan masyarakat guna menyongsong bulan suci Ramadhan di suatu desa, yang mana kegiatan ini wajib kita lestarikan karena termasuk kearifan lokal suatu budaya yang ada di wilayah Desa Margorejo. Dan merupakan wujud syukur yang harus tetap kita laksanakan setiap tahun menjelang masuk bulan Ramdhan, beliau juga meminta maaf kepada semua warga Desa Margorejo yang selama ini dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Desa banyak perkataan dan tingkah laku yang tidak berkenan di hati masyarakat semua.